nusakini.com--Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani membawa rombongan sekitar 50 orang pengusaha untuk menjajaki bisnis dengan 33 pengusaha dari berbagai bidang usaha asal Oman dalam Indonesia-Oman Business Forum yang dilaksanakan di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Oman pada tahun 2010-2016 tercatat sebesar 211 ribu dolar AS atau berada di peringkat 101. Investasi tersebut dilakukan di dua sektor utama yakni sektor tanaman pangan dan perkebunan dan listrik, gas, dan air.

Sementara dari data FDI Market, belanja modal Oman banyak dilakukan di negara-negara seperti Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, Saudi Arabia dan Inggris. 

Kali ini, kunjungan delegasi investasi asal Oman tersebut terdiri dari beberapa sektor utama yakni sektor konstruksi, ekspor-impor, properti, manufaktur, pertambangan, logistik, pariwisata, sektor teknologi informasi, serta perbankan.  

Selain Ketua Umum Kadin Indonesia, Forum Bisnis Indonesia-Oman juga dihadiri oleh Duta Besar Oman untuk Indonesia Nazar Said, Advisor Ekonomi dari Public Authority for Investment Promotion and Export Development (ITHRAA) serta Ketua Umum Oman Chamber of Commerce and Industry (OCCI). 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menyampaikan, upaya untuk menarik investasi dari Oman ke Indonesia membutuhkan pendekatan secara regional dengan melihatnya sebagai negara GCC (Gulf Cooperation Council/Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk). 

"Memang sebagai negara tersendiri masih sangat kecil, tapi harus dilihat sebagai satu kesatuan di GCC. Demikian halnya yang berpendapat investasi Perancis kok kecil, investasi Italia kok kecil, harus dilihat dalam suatu kawasan Uni Eropa. Ini yang sedang coba dilakukan juga dengan negara-negara GCC, jadi satu pendekatannya," jelasnya. 

Menurut Thomas, Kunjungan delegasi Oman ini menunjukkan minat berinvestasi dari negara Timur Tengah ke Indonesia mulai muncul. "Kami akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kadin maupun Kementerian Luar Negeri untuk menangkap minat investasi tersebut," pungkasnya.(p/ab)